Penulis: SIHRA
Hai readers, pernahkah kalian menemukan atau membaca pertanyaan diatas? Apa yang terlintas dipikiran kalian ketika menemukan pertanyaan diatas?..ya,pertanyaan diatas mungkin sudah pernah kalian baca atau temukan diselebaran atau dimedia social. Banyak orang yang bingung untuk menjawab pertanyaan diatas atau bisa saja kalian mulai berpikir tentang sesuatu terkait pertanyaan yang ada diatas.kita bahkan sering menemukan hal ini dalam kehidupan sehari – hari. Terutama kita yang berprofesi sebagai guru mata pelajaran Bahasa. Baik itu Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Inggris.tulisan ini sangat menarik dibaca oleh pendidik sebagai bahan pertimbangan dalam proses mengajar Bahasa kepada siswa. Sebelum kalian menjawab kita akan membahas terlebih dahulu tentang, apakah yang dimaksud dengan FLUENCY? Atau apakah yang dimaksud dengan ACCURACY?
Fluency berasal dari bahasa asing tepatnya bahasa inggris yang apabila diartikan itu Kelancaran, tapi mari kita bahas tentang apa sebenarnya definisi dari Fluency.
“…Fluency is the ability to produce the spoken language without undue pausing or hesitation.” ( Skehan, 1996 ), menurut Skehan bahwa fluency adalah kemampuan seseorang dalam berbicara tanpa jedah atau keragu – raguan. Seperti yang kita ketahui bahwa ada sebagian orang yang ketika berbicara sangat lancar atau dalam menyampaikan pendapatnya mereka akan menyampaikannya secara lancar tanpa berhenti atau tanpa keragu – raguan, tetapi tidak jarang kita akan menemuikan orang yang ketika berbicara atau ketika ingin menyampaikan sesuatu dia akan mengambil jedah untuk melanjutkan apa yang ingin mereka sampaikan. Mereka berhenti dan terlihat seperti sedang berpikir kemudian melanjutkan apa yang akan mereka utarakan. Apakah orang yang seperti diatas dipengaruhi oleh Accuracy?. Ataukah mereka sedang memikirkan sesuatu hal lain?. Mari kita lihat apa yang dimaksud dengan Accuracy.
Accuracy juga berasal dari bahasa asing yang artinya Ketepatan. Tapi mari kita bahas apa definisi dari Accuracy.
“… Accuracy is the production of grammatically correct spoken language.” ( British Council ), menurut British Council, Accuracy adalah kemampuan seseorang dalam menghasilkan tatabahasa yang benar dalam berbicara. Jadi bisa saja orang yang terlihat seperti sedang berpikir itu memang berpikir tentang bagaimana mereka bisa berbicara atau mengungkapkan pendapat mereka secara tepat, sehingga orang seperti ini cenderung kepada orang yang sangat teliti,sehingga mereka melakukan jedah untuk berpikir kemudian melanjutkan ucapannya atau kata – katanya.
Jadi manakah yang lebih penting antara fluency atau accuracy dalam berbicara? Tentu pendapat orang berbeda – beda, karena setiap orang memiliki karakter yang berbeda.
Perlu kita ketahui bahwa menurut Levelt, bahwa berbicara itu melalui beberapa proses yaitu “…Speaking process : conceptualization – formulation – articulation.” ( Levelt, 1989 ) .seperti yang dituliskan oleh level bahwa proses dalam berbicara itu dimulai dari konsep,kemudian perumusan kemudian pengucapan. Jadi tidak secara langsung kepengucapan tapi ada tahap dimana otak bekerja untuk mengkonsep,merumuskan dan diucapkan. Sehingga kemampuan seseorang dalam berbicara itu dipengaruhi oleh beberapa factor, diantaranya menurut Wang yaitu “… influences speaking competences are cognitive factors, linguistic factors, and affective factors.” ( Wang,2014 ).
Menurut Wang, factor kognitif diantaranya yaitu manusia memiliki keterbatasan kemampuan dalam memusatkan perhatian, sehingga kita jarang atau bahkan tidak pernah menemukan manusia yang memiliki accuracy dan fluency secara bersamaan. Dalam artian manusia itu hanya bisa menguasai salah satu diantara dua tersebut, apakah itu fluency atau accuracy, karena disebabkan oleh factor kognitif. Jadi ada manusia yang lancar ketika berbicara tapi kurang tepat dalam menyampaikan pendapatnya dalam hal ini berhubungan dengan grammar. Dan begitupun sebaliknya ada orang yang tepat dalam berbicara akan tetapi memiliki keterbatasan dalam kelancaran untuk mengungkapkan pendapat, atau mereka terbiasa memberikan jedah dalam berbicara. Jadi , sekarang kalian sudah memahami mengapa ada orang yang terbiasa melakukan jedah ketika berbicara dan begitupun sebaliknya.
Yang perlu kita pahami adalah berbicara bukan tentang bagaimana kelancaran atau ketepatan seseorang dalam mengungkapkan pendapatnya, akan tetapi bagaimana kita bisa menciptakan suasana yang nyaman atau situasi yang baik sehingga orang bisa berbicara atau mereka bisa mengungkapkan pendapatnya, karena terkadang kita menuntut seseorang untuk berbicara tetapi kita lupa apakah orang tersebut sudah merasa aman dan nyaman dalam mengungkapkan pendapatnya. Hal itu sangat dibutuhkan dan harus dipahami sebagai seorang pendidik baik disekolah ataupun dalam keluarga. Biarkan mereka berbicara dalam suasana nyaman dimana mereka merasa aman maka mereka akan mengutarakan semua apa yang mereka pikirkan. Jadi diamanapun kalian berada Usahakan Ciptakan Suasana Nyaman Dan Aman, Maka Kalian Akan Menemukan Sesuatu Yang Baik.